Metode Tahfidz Al Qur’an
Terwujudnya Keashikan dalam menghafal al Qur’an dapat diwujudkan dengan metode yang dijelaskan penulis pada point – point dibawah ini, yang diantaranya yaitu :
- Doa
Doa merupakan
sebuah media penghantar keinginan seorang hamba kepada tuhannya, dalam berbagai
kategori apapun. Semakin sering seorang hamba memohon, berdoa maka hal tersebut
merupakan sebuah ibadah (Doa merupakan sebuah ibadah). Kemudahan seorang hamba
dalam menghafal Al Qur’anpun juga harus melewati tahap doa terlebih dahulu,
agar perjalanan dalam menghafalnya dimudahkan.
- · Niat
Tahap keduapun
tak lepas dari niat. Niat merupakan sebuah wujud hasrat dari seorang dalam
melakukan segala sesuatu. Niat, tidaklah di ucapkan secara lisan, cukup dalam
benak hati dan diri seseorang. Niatnya seorang hamba dalam menghafal AL Qur’an
haruslah karena Alloh, agar hafalan dan pahala tetap dan terus terjaga. Namun
berbeda dengan hamba yang menghafalkan Al Qur’an, karena wanita, harta ataupun
tahta, maka cepat atau lambat, hafalan tersebut akan sirna dan terkikis oleh
waktu.
- · Memilih waktu dan tempat yang tepat
Waktu dan tempat
sangatlah mempengaruhi seseorang dalam menghafal. Mood atau Perasaan seseorang
yang tenang, akan memberikan dampak yang positif untuk keberlanjutan dalam
aktifitasnya. Kebiasaan seorang pelajar tahfidz dalam menghafal Al
Qur’anpun tidaklah sesibuk yang dikiri.
Mereka melakukan management waktu yang tepat untuk keberlangsungan dalam
menghafal.
Seperti halnya mengambil waktu setelah sholat 5 waktu yang
dilaksanakan setelah dhikir kepada Alloh dan lain sebagainya.
- · Jangan mengganti mushaf ketika menghafalan Al Qur'an
Mushaf yang
digunakan dalam menghafal, akan benar – benar sangat mempengaruhi hafalan. Pada
saat seorang melakukan hafalan, maka secara sadar mata yang digunakan untuk
melihat akan memotret tulisan – tulisan yang ada pada mushaf dan akan
diteruskan kedalam otak belakang dan tersimpan dalam ingatan seseorang.
- · Menghafal Al Qur’an dengan keteraturan
Menghafal Al
Qur’an tidaklah harus cepat dalam penguasaannya. Namun cukup lambat dan santai
namun teratur itu lebih baik, dibandingkan cepat namun tidak terarah. Karena
kecepatan seseorang dalam menghafal Al Qur’an malah ditakutkan akan menjadi
beban dan masalah, yang nantinya berujung seseorang tersebut enggan untuk
membaca atau menghafal dikarenakan kefuturan.
Mengingat kadar iman seseorang dalam mencintai Al Qur’anpun naik dan turun, maka cukuplah menghafal, sedikit ayat akan tetapi istimror, atau terus berkelanjutan.
- · Menghafal Al Qur’an membutuhkan target atau pencapaian
Target dalam
menghafal Al Qur’an haruslah ada, agar seseorang yang menghafalmempunyai akhir
dari sebuah pencapaian. Bisa menghafal 4 atau 5 ayat dalam sehari yang dilakukan
selama sebulan. Jadi dalam sebulan, seorang yang menghafalpun sudah memiliki
112 ayat atau 140 ayat.
Semoga, artikel
ini dapat menjadi gambaran atau metode yang baik dalam menghafal Al Qur’an.
Atas perhatiannya kami ucapkan Jazaakumullohu khoir.
Tag :
Islam
0 Komentar untuk "Metode Tahfidz Al Qur’an (Bagian ke-I)"