Menyesuaikan dengan metode yang
lalu, penulis telah menjelaskan metode
awal bagaimana menjadi seorang pembicara yang handal diatas rata – rata
yaitu penguasaan pembicara pada situasi. Tentu dengan metodologi tersebut mampu
memberikan sebuah titik dasar untuk menunjukan keprofesionalitasan. Situasi, Content, Cara (SICONCA) ini
merupakan sebuah metode yang dicetuskan berdasarkan empiris atau pengalaman
penulis.
Pada artikel sebelumnya telah
dijelaskan secara spesifik penguasaan sebuah situasi dalam ruang atau panggung.
Dan pada artikel kedua, content dan caralah yang akan menjadi sebuah pembahasan utama.
Content
Bagi saya, content yang dimaksud haruslah
mampu menjawab 3 hal. Yaitu materi yang dibutuhkan audience, materi tersebut
telah dikuasai dan yang terakhir retorikapun haruslah memiliki daya impact dan
surprise kepada audience. Sekarang saya akan jelaskan secara umum yang dimaksud
dalam unsur content tersebut.
1. Materi Yang Berbasis Bebutuhan
Yang dimaksud disini
adalah materi yang mampu dipahami dan materi yang sedang ngetren dimasa kontemporer
atau kekinian. Terkadang ada juga pembicara yang membawakan sebuah materi yang
tidaklah relevan dengan perkembangan zaman atau bisa kita sebut sebagai
pembawaan yang monoton. Wal hasil, pada intinya menjadi seorang pembicara
haruslah memiliki pembawaan yang materi yang berbobot dan berbasis kebutuhan
audience.
2. Dikuasainya Materi
Penguasaan
sebuah materipun haruslah menjadi hal yang utama untuk menjadi pembicara
didepan public. Karena dengan adanya
sebuah penguasaan tersebut maka akan muncul sebuah sikap optimisme pada diri.
3. Retorikapun
haruslah memiliki daya impact dan surprise kepada audience.
Pembicara
haruslah memiliki sebuah penekanan dan pengaruh agar nantinya audiencepun
memiliki sebuah arah gerak yang bukan hanya mendengar dan mencatat apa yang
disampaikan. Melainkan menjalankan intruksi dari apa yang pembicara katakan.
Surprise atau
kejutanpun haruslah ada pada diri audience, agar tentunya mereka memiliki dan
mengingat kenangan saat – saat acara yang dibawakan tersebut. Sebagai contoh
quis dan lain – lain.
Cara
Relevansinya
sebuah pembicara yang memiliki sebuah daya saing yang tinggi tentunya memiliki
sebuah cara. Namun masing – masing pembicara memiliki karakter cara
berbicaranya masing – masing. Tergantung siapa saja pembicara yang bakal diidolakannya.
Kemampuan meniru inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembicara.
Memang, meniru adalah salah satu bentuk yang dirasa kurang
kreatif, tapi menirupun adalah salah satu bentuk usaha yang kokoh, yang tentu
akan menghantarkan kepada tujuan selagi positif langkahnya. Ungkapan – ungkapan
sebuah cara bagaimana menjadi pembicara yang mumpuni, haruslah dikembalikan
kembali kepada cara pandang dan persepsi masing – masing, siapa sebenarnya
pembicara yang diidola - idolakan. Dari situlah dia mencuri konsep dan serap cara
dan gaya bicaranya.
Semoga dengan
sedikit tulisan ini mampu mengantar para pembicara – pembicara muda untuk bisa
lebih kuasa dalam menyampaikan sebuah materi. Sukron, Thank’s.
Tag :
Pembicara Publik
0 Komentar untuk "CARA MENJADI PEMBICARA PUBLIK"