Entah mengapa, pada hari ini,
tanganku tergerak kembali untuk menulis dan menyampaikan gagasan – gagasan yang
sangat urgens yang memang harus di ketahui oleh banyak orang. Dan sayapun telah
menyadari, bahwa kita belajar sepanjang hari, itu bukan hanya untuk
meningkatkan cara berfikir dan kepandaian otak kita semata, akan tetapi,
haruslah ada suatu kontribusi atau sumbangsih yang nyata untuk pengabdian
terhadap ummat atau masyarakat kontemporer agar lebih baik dari waktu yang
sebelumnya.
Inilah artikel kedua saya, yang
akan meneruskan dan menjelaskan buku yang dikarang oleh Syeh Muhammad bin
Shalih Al Utsaimin yang berjudul “10 hak Dalam Islam”. Usai pada artikel
pertama saya yang membahas Hak Alloh, maka Hak yang kedua adalah hak Rosul. Dan
hak inilah yang akan menentukan seberapa maju dan seberapa kuatnya islam.
Rosul adalah seorang yang diutus
oleh tuhan yang Maha Esa, untuk menyampaikan wahyunya kepada seluruh plosok
ummat dan lebih terkhusus lagi manusia. Seperti apa yang telah di firmankan
oleh semesta :
“Sesungguhnya kami telah mengutusmu sebagai saksi dan pemberi kabar
gembira serta pemberi peringatan. Agar kalian beriman kepada Alloh dan
Rosul-Nya dan agar kalian mau menolong dan menghormatiNya. ” (QS. Al fath:
8-9).
Dan sudah sepantasnya kita untuk mendahulukan cintanya kita
kepada utusannya lebih dari siapapun seperti apa yang telah beliau sabdakan :
“Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kalian sehingga aku
menjadi orang yang lebih dia cintai dari pada anaknya, orang tuanya dan manusia
seluruhnya” (HR Bukhori & Muslim)
Dan khadis inilah yang menyatakan
kemunduran Ummat Islam kontemporer, karena kebanyakan ummat Islam saat ini sudah
tidak lagi mencintai Rosulnya, dan malah bahkan ada yang sampai meninggalkanya,
bagaimana kita akan mendirikan khilafah, kita saja tidak cinta rosul, itu
sangat mustahil. Pada dasarnya bagaimana kita mampu mnegubah birkrasi jadi
khilafah, ya harus kita kenlai lebih dalam siapa rosul dan jalankan sunnahnya.
Padahal
rosul adalah yang akan memberikan suatu tujuan hidup yang real untuk masa kini
dan masa yang akan datang sebagai pedoman dimana saat naik dan turunya imannya.
Coba bayangkan saja, andai kita
hidup dengan tanpa tujuan dan ideologi rosul. Kalau bahasa organisasinya adalah
visi. Tanpa ada visi, apakah organisasi itu bisa berjalan? Yah, mungkin bisa,
tapi akan terombang ambing dan malah bisa tenggelam sampai kedasar tanpa mendengar
dan kita mengetahuinya lagi. Atau Bahasa jlebnya itu hancur berkeping keeping.
Makanya muhimmah jiddan atau
penting sekali untuk kita menyandang ideologi rosul dan mengikuti gerak dan
jalanya tujuan Rosul. Seperti apa yang telah dikatakan marx sendiri, semua
kegiatan kegiatan politik, itu semua kembali kepada ideologi. Andai ideologi
kita sudah ideologi rosul, maka kita telah selamat InsaAlloh.
Dan menyambung dari khadis
diatas, diantara hak rosul adalah memuliakan, menghormati,dan mengagungkan
beliau tanpa adanya sikap ghuluw (berlebihan) dan sikap taqshir(meremehkan).
Cara mengagungkan setelah
wafatnya beliau adalah dengan menjalankan sunnahnya. Apa sih yang Sunnah itu?
Sunnah adalah apa yang di ucapkan, kerjakan, apa yang sepakati, dan apa yang
didiamkan oleh Nabi.
Dan hak lain yang harus
ditunaikan kepada rosul adalah mempercayai apa yang beliau beritakan berupa
perkara yang lampau dan yang akan datang dan melaksanakan apa yang beliau
perintahkan dan jauhi apa yang beliau larang. Saya pun kurang sepakat dengan
ungkapan gaya kepemimpinan rosul itu mematikan nalar. Malah menurut saya
sendiri, justru dengan memegang konsep kepemimpinan rosul malah akan
menghidupkan nalar.
Bagaimana tidak? Sebelum kita
mengenal rosul, maka tentunya kita pun harus laluli proses dialektika semesta.
Dan korelasinya akan menuju kepada rosul. Apabila ada kesalahan maka datangnya
dari saya sendiri dan apabila ada kebenaran maka datangnya dari Tuhan semesta
alam. Nantikan artikel selanjutnya yang
akan membahas hak orang Tua dalam buku “10 Hak Islam”. Thanks. Sukron ‘ala
ikhtima minkum.
Tag :
Islam
0 Komentar untuk "Hak Rosul"